16 Jun 2011

1

Kenangan Yang Lalu

  • 16 Jun 2011
  • opiehahdi
  • Aku sendiri dalam lamunan dengan dihiasi cahaya bintang yang bertaburan di angkasa. Malam ini tak ada seorang pun kawan yang menemaniku. Aku rasakan hampa malam minggu ini. Biasanya malam minggu selalu ada kawan yang menemani. Dia adalah Ahdi selama setahun lebih terakhir ini selalu datang untuk menghilangkan rasa sepi. Tak terasa dari sudut mataku keluar cairan bening, saat ingatanku melayang pada minggu lepas. Pertengkaran itu tak dapat dihindari. Kata-kata yang seharusnya tak kuucapkan padanya tanpa sengaja terkeluar dari mulut. Sebuah perkataan yang tak di inginkan oleh setiap insan itu adalah “CLASH”. Kata yang menghancurkan semua kenanganku dengannya. Aku tidak tahu mengapa harus terlontar perkata itu, saat itu aku benar-benar marah kepadanya padahal alasan yang aku ucapkan untuk mengakhiri hubungan itu tidak jelas sama sekali.

    “Ahdi, Aku nak gtau ni!” kataku malam itu

    “Kamu nak gtau pa ye?” jawab Ahdi

    “Aku tak suka dengan cara Kamu yang begitu, kamu pikir Aku apa?” tanyaku dengan nada marah waktu itu

    “Maksud Kamu apa? Aku tidak faham.”Ahdi balik bertanya

    “Kenapa Kamu menyakiti Aku? Kenapa Kamu harus dengan wanita lain di belakangku?”

    “Apa maksud Kamu ni? Aku tidak pernah mengkhianatimu, Aku sayang sangat dengan Kamu.” jawab Ahdi

    “Ahdi, berapa kali Aku nak tanya dengan Kamu ye?. Aku paling tak suka dengan orang yang suka berbohong. Aku Cuma nak Kamu jujur dengan apa yang telah Kamu lakukan.

    Saat aku bertanya hal itu. Ahdi seakan-akan tak mampu untuk bicara. Apatah lagi saat aku putuskn bahwa keputusan yang ku ambil adalah mengakhiri semua hubungan dengannya. Saat itu ku beranikan untuk menatapnya. Kulihat cairan bening di sudut matanya, tapi dia berusaha untuk menyembunyikannya. Namun Ahdi tak dapat menyembunyikan kesedihannya, walaupun ia sudah berusaha. Wajahnya tidak dapat membohongi kalau sebenarnya ia merasakan kesedihan yang sangat dalam.

    “Eira, bererti hubungan yang telah kita bina selama ini tidak ada ertinya bagimu?”tanya Ahdi saat keheningan mulai menghinggapi suasana.

    “ Kamu bersalah Ahdi! Kamu telah menyakiti aku, kamu mengkhianati aku. Jadi lebih baik kita akhiri semuanya, kerna aku tidak ingin ada lagi pengkhianatan di antara kita.”jawabku

    “Eira, padahal kamu tahu bahwa aku tidak pernah menyakiti. Aku tahu bahwa engkau sudah tidak menyintaiku, sehingga kamu ingin melupakanku dan mencari penggantiku.” kata Ahdi dengan pelan

    “Keputusan sudah aku ambil, jadi tidak ada yang bisa menggangu gugat. Lebih baik kamu pulang sekarang juga, aku sudah tidak mau melihat wajahmu lagi.” kataku dengan nada marah dan langsung saja aku masuk ke rumah.

    Saat aku sampai di kamar, aku tumpahkan semua kesedihanku. Aku sedih mengapa hal ini harus terjadi, padahal semua orang kata bahwa Ahdi adalah seorang yang baik. Seharusnya aku bangga mempunyai kekasih seperti Ahdi, kerna ia selalu ada setiap aku memerlukannya. Ahdi adalah insan yang istimewa, kerna ia selalu saja meredakan setiap marah dan menyedarkan aku tentang semua hal. Saat aku sedang menumpahkan semua kesedihanku, tiba-tiba terdengar suara Mama mengejutkan lamunanku.

    “ Eira, ada ,telepon dari kawanmu!!!!”teriak mama

    “Iya Ma sebentar!!!”jawabku sambil menyeka air mataku dan langsung mengangkat gagang telepon yang ada di kamarku

    “ Hello!!!”terdengar suara dari seberang

    Untuk menjawab telepon itu aku mulai ragu, kerna aku mengenal betul suara itu. Suara itu tak lain adalah suara Ahdi, akhirnya aku putuskan untuk menjawab telepon itu walaupun aku harus berbicara sewajarnya.

    “Hello, ini sapa ya?” tanyaku seakan-akan lupa akan suara yang selalu ku dengar dan membuatku bahagia.

    “ Kamu sudah lupa sama aku?”

    “Aku lupa, siapa ya?

    “Aku Ahdi. Aku tidak tahu, kenapa kamu tidak mau dengar penjelasanku lagi. Apa yang membuatmu berkata begitu? sehingga kamu benar-benar benci aku?”

    “ Sudahlah Ahdi, lupakanlah semua termasuk aku. Tak ada gunanya kita pertahankan semua kalau tidak ada kesetiaan di antara kita.

    ”Kamu menangis Eira?” tanya Ahdi

    Aku sangat terkejut saat Ahdi berkata hal itu, padahal aku sudah berusaha menyembunyikan kesedihan agar Ahdi tak pernah tahu.

    “Tidak?”jawabku

    “Jangan bohong dengan aku Eira! Aku tahu kamu sebenarnya masih sayang dan aku pun tahu kalau kamu sebenarnya percaya dengan aku yang aku tidak pernah mencintai orang lain” kata Ahdi

    “Krak.”

    Akupun langsung menutup gagang telepon itu, kerna aku tak ingin membuat hal ini menjadi keruh. Akhirnya tangisan Aku pun meratapi semua yang terjadi.

    “Maafkan aku Ahdi! Aku telah menyakitimu, aku sebenarnya masih sangat menyayangimu. Aku tidak ingin berpisah denganmu tapi apa boleh di kata aku ingin memlihat sahabatku bahagia. Disatu pihak aku sangat menyayangimu, tapi dipihak lain aku harus meninggalkanmu demi sahabat baikku. Sahabatku dan sekaligus bekas kekasihmu yang sedang sakit dan ia ingin agar aku melepaskan dan membiarkanmu kembali padanya, kerna ia masih sayangkan kamu. Aku juga merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan, kerna aku juga sayang sangat denganmu. Aku telah mengatakan hal yang sebenarnya tidak pernah kamu lakukan, itu aku lakukan agar kamu dapat melupakan dan meninggalkanku”.

    Saat jam dinding telah menunjukan pukul 12 malam aku baru saja tersadar dari lamunanku yang panjang. Kenangan bersama Ahdi seakan-akan melekat dalam hatiku, tapi aku tahu kini Ahdi telah kembali pada Sakina. Akupun berusaha memejamkan mataku untuk mengejar mimpiku yang telah hilang dan tinggal kenangan.

    Keesokan harinya ku temukan sebuah surat di ruang tamu yang tertulis buat aku. Saat aku membuka surat itu,dan membaca isinya:

    Aku telah mengembara ke hujung dunia, mencari cinta Aku.. Tapi pertama kali bertemu Kamu, hati Aku terus terpaut.. Demi Tuhan, Aku tak tahu kenapa.. Tapi itulah kebenarannya..

    Aku telah menolak Kamu.. Tapi Kamu mencabar Aku dengan kejujuran Kamu.. Kamu tahu yang Kamu tidak bertepuk sebelah tangan.. Dan Kamu berjanji, Aku bukan salah seekor dari kupu-kupu perhiasan di dinding kamar Kamu..

    Hanya dengan sebuah renungan, Aku jatuh tersungkur ke penjuru mata Kamu.. Semakin mengenali Kamu, Aku tak dapat lagi membohongi perasaan Aku, bahawa Aku menyayangi Kamu.. Bersama masa, perasaan sayang ini menjadi dewasa.. Dewasa menjadi cinta..

    Dan saat Aku mencintai Kamu, Aku jatuh ke dasar perasaan yang paling dalam.. Lemas dan hampir tenggelam, dalam lautan kasih sayang, seribu impian.. Dan Aku mula terfikir.. Aku mengembara ke hujung dunia, mencari Kamu.. Rupanya Kamu ada di sisi Aku selama ini.. Dan baru Aku sedari, tika dan saat itu..

    Bagai merpati putih, cinta Aku berkelana, mencari singgahsana di hati Kamu, untuk bertakhta.. Dan telah nyata, Aku tak temui, noktah cinta itu..

    Tapi akhirnya, bila Kamu telah memiliki cinta Aku, Kamu mencampakkannya jauh ke dasar laut yang tak mampu Aku selam.. Di sana, Aku tak mampu melihat cahaya.. Kamu beri Aku harapan yang sangat besar.. Dan akhirnya, Kamu juga yang menyalakan api dan membakar Aku dalam diam..

    Aku sedih sangat, bila Kamu kata Kamu tak tau apa yang sebenarnya Kamu cari.. Tapi jauh di sudut hati, Aku merasakan, bahawa Kamu masih belum cukup dewasa untuk memahami apa itu cinta.. Dan mungkin takkan pernah dewasa.. Atau mungkin juga, Kamu belum pernah benar-benar jatuh cinta pada seseorang..

    Jadi, selama ini, siapa Aku sebenarnya di hati Kamu? Adakah selama ini, Kamu sebenarnya tak pernah mencintai Aku? Siapa yang memujuk Aku untuk membuka pintu hati? Siapa yang mengajar Aku, bahawa cinta itu perlukan pengorbanan? Siapa yang memberitahu Aku, agar sentiasa jujur pada perasaan sendiri?

    Sebelum Aku menghilang dari dunia Kamu, Aku ingin menyatakan sesuatu, yang tak pernah Kamu tahu. Kalaulah Kamu bertanya pada Aku, sedalam mana Aku cintakan Kamu, inilah jawapan Aku..

    ‘Kalau suatu hari, Kamu kehilangan sepasang mata, Aku akan memberi sepasang mata Aku, agar Kamu dapat melihat semula. Meski pun untuk itu, Aku harus buta buat selama-lamanya..’

    ‘Kalau suatu hari, Kamu kehilangan suara, Aku akan memberi suara Aku, agar Kamu dapat bersuara semula. Meski pun untuk itu, Aku harus bisu buat selama-lamanya..’

    ‘Dan kalau suatu hari, Kamu kehilangan hati, Aku akan memberi hati Aku, agar Kamu dapat hidup untuk selama-lamanya. Meski pun untuk itu, Aku tiada lagi di dunia ini..’

    Kenali lah musim hujan yang basah dan kemarau yang meranggaskan daun-daun kering di sepanjang hari dalam dua belas purnama kerana cintaku bersemi di dua musim..

    Kenali lah gelisah angin di antara buluh-buluh bamboo yang meliuk ke kanan dan meliuk ke kiri yang menggemerisik di antara sunyi kerana ada bisikan tentang gelisahku..

    Ketika senja turun di bukit-bukit tak berpenghuni ada rona yang dilukiskan pada latar langitnya merah membara dan kadang-kadang lembayung kenalilah warnanya yang disapukan dari rinduku..

    Malam-malamku adalah catatan tentang cinta dinginnya menghangatkan dan memberi aroma rasa aku jejaki purnama yang tenggelam di antara awan dan aku ingin terbenam bersama cinta yang kau bawa..

    Ketahuilah bahawa Aku mencintai Kamu.. Terlalu cintakan Kamu.. Dan kerana Aku mencintai Kamulah, Aku melangkah pergi, demi kebahagiaan Kamu..

    Aku berdoa, supaya suatu hari nanti, Kamu akan temui apa yang Kamu cari.. Supaya suatu hari nanti, Kamu akan memahami, apa erti cinta yang sebenar.. Supaya suatu hari nanti, Kamu akan dapat mengetahui, bagaimana rasanya, terlalu mencintai seseorang..

    Dan semoga Kamu tak akan pernah terlewat untuk menghargainya..

    Aku percaya pada Tuhan yang mempertemukan kita.. Aku tahu, ada hikmah di sebalik semua ini.. Dan Aku tak akan menyoal.. Aku juga tak pernah kesal.. Sekurang-kurangnya, sepanjang mengenali Kamu, Aku telah bersikap ikhlas dan jujur dengan perasaan Aku..

    Aku juga percaya, andai benar kita punya jodoh, Kamu akan kembali semula pada Aku.. Itu bukanlah harapan Aku.. Tapi Aku ingin belajar untuk pasrah pada ketentuan.. Dan kalau pun Kamu takkan pernah kembali pada Aku, Aku percaya, mungkin itu yang terbaik..

    Di mana pun Kamu berada, Kamu tetap bertakhta di hati Aku.. Dan di mana pun Aku berada, Aku akan tetap mencintai Kamu..

    Maut sekali pun, tidak akan pernah mampu membunuh rasa cinta Aku pada Kamu.. Semuanya untuk Kamu.. Tapi sayang, Kamu tak pernah tahu..

    Seseorang pernah berkata :

    ‘If you really love someone, then let that person go. If that person is meant for you, that person will come back to you eventually. But if that person does not, then that person was never meant for you, in the first place..’

    Setelah ku baca surat itu, tak terasa air mata menetes dari sudut mataku. Teringat lagi akan kenangan-kenangan dengan Ahdi, kenangan yang akan selalu ku ingat. Kadang aku merasakan bahagia saat aku sedang berada di tengah-tengah teman-temanku, namun kesedihan akan kembali menyusup ke dalam hatiku saat teringat akan semua yang pernah terjadi antara aku dengan Ahdi.

    Kamu..
    Kamu mungkin jenis lelaki yang boleh mencintai ramai perempuan berkali-kali.. Tapi Aku pula seorang perempuan yang percaya, bahawa dalam hidup Aku, Aku hanya akan ada 1 lelaki, 1 cinta dan 1 perkahwinan.. Kita hidup sekali, mati sekali, dan mencintai sekali..

    Melangkah pergi meninggalkan Kamu, telah mengambil seluruh kekuatan yang Aku ada.. Jangan anggap bahawa Aku tinggalkan Kamu kerana Aku bencikan Kamu.. Jangan pernah menganggap..

    Bagaimana harus Aku bencikan Kamu, sedangkan setiap hari, Aku merindui Kamu, biar pun pada ketika Kamu berada di sisi Aku.. Setiap saat, Aku mengingati Kamu.. Seumur hidup ini, Aku mencintai Kamu..

    Kamu..

    Inilah aku apa adanyaa..

    yang ingin membuatmu bahagia..

    maafkan bila ku tak sempurna..

    sesempurna cintaku padamu..

     

    Ini juga ku apa adanya..

    yang ingin selalu disampingmu..

    ku tau semua tiada yang sempurna..

     

    Jalan kita masih panjang..

    ku ingin kau selalu disini..

    Biar cinta kita tumbuh harum mewangi..

    dan dunia menjadi saksinya..

    untuk apa kita membuang buang waktu..

    dengan kata kata perpisahan..

     

    Demi cinta kita aku akan menjaga,,

    cinta kita yang telah kita bina..

    walau hari terus berganti hari lagi..

    cinta kita abadi selamanyaa..

    Read more...
    0

    PemberianNYA keatas hambaNYA

  • opiehahdi
  • Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu., bercerita, meminta pendapatKu, mengucapkan sesuatu untukKu walaupun hanya sepatah kata. Atau berterima kasih kepadaKu atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu pada tadi malam, kemarin, atau waktu yang lalu.... Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja... Tak sedikitpun kau menyedari Aku di dekat mu.


    Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk... Di satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berfikir engkau akan datang kepadaKu, tetapi engkau berlari ke telefon dan menelefon seorang teman untuk sekadar berbual-bual.


    Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Namun dengan semua kegiatanmu Aku berfikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu.


    Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak sedikitpun menyapaKu.
    Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKu dengan lembut sebelum menjamah makanan yang kuberikan, tetapi engkau tidak melakukannya.....


    Ya, tidak mengapa, masih ada waktu yang tersisa dan Aku masih berharap engkau akan datang kepadaKu, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau lakukan.


    Setelah kerjamu selesai, engkau menghidupkan TV, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak, hanya engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati siaran yang ditayangkan, hingga waktu- waktu untukKu dilupakan.

    Aku menanti dengan sabar saat engkau menikmati makananmu tetapi engkau lupa menyebut namaKu dan berterima kasih atas makanan yang telah Kuberikan.
    Saat tidur Kufikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidurmu dan tertidur tanpa sepatahpun namaKu kau sebut. Tidak mengapa kerana mungkin engkau masih belum menyedari bahawa Aku selalu hadir untukmu.


    Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sedari. Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata darimu, ungkapan isi hatimu, namun tak kunjung tiba.


    Engkau bangun dari tidormu kembali dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih bahawa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu untuk menyapaKu... Tapi yang Kutunggu... ah tak juga kau menyapaKu. Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh lagi kau masih tidak mempedulikan Aku.


    Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, tak ada pula harapan dan keinginan untuk sujud kepadaKU.... Rezeki yang Kulimpahkan, kesihatan yang Kuberikan, Harta yang Kurelakan, makanan yang Kuhidangkan, Keselamatan yang Kukurniakan, kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKu???


    Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaKu, memohon perlindunganKu, bersujud menghadapKu, Kembali kepadaKu.
    Yang selalu bersamamu setiap saat, Tuhanmu....

    Read more...

    17 Jan 2011

    0

    Before I go

  • 17 Jan 2011
  • opiehahdi
  • My Dear,

    There’s no way to say this, but it’s impossible not to say it either. I’m sure you’ve sensed my distance recently, and I owe you an explanation. The trouble is there is no good explanation any reason I offer will fall short of what you deserve. Before I go any further I want to say that you have done nothing wrong. You are the same angel I started dating earlier this year.

    What’s happened is something has changed within me. I can’t identify or fix it, but I know as a result of it I should break up with you. I hate that I just said that. I’ve been struggling with this, hoping things would click back into place. I fear if we keep moving forward I’ll become more and more emotionally detached and I don’t want you to have to deal with that. I can try to answer any questions you have. I hope you can forgive me.

    As far as I know I have done nothing to justify such behavior, I’ve told you distinctly that I do not love you any longer. I shook your hand and asked you to accept friendship in place of love. Why do you reproach me? Surely not for a lack of frankness. I have been loyal: I have never deceived you; I have been yours completely. It’s your fault that you have not known how to hold on to what is yours.

    Besides, My Dear, you must realize that I am not made for happiness. It is not my fault that I am constantly in search of new sensations, new emotions. That is how I shall be until my life is worn away. I am just as unsatisfied in the morning after, as I am the night before. My heart demands more excitement than anyone can give it. My frail body is exhausted by the act of love. Never is it the love I dream of.

    At this moment I am in a complete prostration. My life seems to have stopped. I feel neither joy nor sorrow. I wish you could forget me. What can I do? You must not be angry with me. I’m an incomplete person but a good one at heart. If I could prevent your suffering I would do so!!! But you demand my love and it is you who have killed it!.. I really mean that.

                                                                                                                    opieh
    Read more...

    14 Jan 2011

    1

    My Soul Left Behind

  • 14 Jan 2011
  • opiehahdi
  • (@_~)Aku bingung harus mula dari mana tulisan ini… Aku sudah terkurung dalam waktu dan kesakitan seharusnya aku mampu belajar tuk mencari celah dan keluar dari kekacauan hati ini.. Tapi kenyataannya aku mulai betah dan bertahan disini.. Entah apa yang ada di mindaku sekarang.. Hatiku mungkin saja sudah mati, dan sudah menyerah pada jalan hidup yang membawaku hingga hari ini, kekuataan yang aku miliki sudah habis terhakis tuk mengerti dan menerima apa yang sudah ditakdirkan pada nadi kehidupanku..

      

    Seribu satu kesah sudah, kulalui bermusim-musim yang berganti memberi aku erti bahwa semua ini pasti kan berakhir pada waktunya.. Kerna tak ada satu pun yang kekal abadi begitu juga dengan semua kesah ini.. Suatu waktu yang pernah ku lalui… Sayangnya ketika hatiku belum menemukan seorang yang mencintaiku melebihi dirimu.. Aku masih terkurung pada masa lalu dan terusik sebuah cerita masa lalu dari sebuah lagu kenangan saat itu.. Aku sempat termenung, terdiam, pikiranku melayang ke dalam kehampaan betapa aku tak pernah menyangka semua berakhir seperti ini… Aku benci saat seperti ini, saat semua harus ku rasakan lagi kepedihan hidup dalam kesendirian, terlalu lama aku tercari-cari dalam badai kehidupan yang membawaku dari dunia kesepian ke dunia kesepian yang lainnya. Mata menjadi sayu, pucat, lemah tak berdaya.. Masa yang lalu menyeretku tuk selalu menangis masa itu….

     

    Namun aku harus menyedari bahwa kenyataan sekarang aku adalah “tuan penyendiri” aku telah lelah berkawan dengan waktu, mencuba berkelahi dengan takdir dan mencuba membuat garis kehidupanku sendiri… Kerna itulah sampai sekarang, mungkin saja Tuhan masih menghukumku.. Agar aku dan hatiku menjadi kaku terayuh menjadi sepi tuk mengakui bahwa aku sudah kalah dan pulang dengan hati tertunduk menyembunyikan perasaan yang tak pernah kugambarkan betapa aku adalah seorang pergembara dalam dunia cinta yang selalu berkata bahwa aku kuat tuk menjalani semua ini… Padahal hatiku menangis semahu-mahunya..

           

    Aku selalu berharap yang mengetuk pintu kesepianku adalah kebahagian namun yang datang hanya angan-angan dan selalu berakhir dengan kesedihan.. Saat mengetahui hal itu berulang dan terulang aku pun mulai terbiasa dengan semua ini selalu menyeksaku, seperti menggulitku, menerjah kepercayaanku bahwa suatu saat seorang itu membuka pintu itu dan membawaku pergi dari tempat ini..!

        

    Cinta? Aku sudah tak mengerti bagaimana cara mengungkapkanya, bagaimana cara membangkitkannya dari tidur yang panjang dan kelam.. Aku tak mampu lagi merasakan hangatnya perhatian dan kasih yang asalnya adalah benar untukku, hanya untukku.. Tapi aku menafikannya dan tetap berkeras tuk sendiri.. Ada apa dengan hatiku? Apa yang sebenarnya terjadi.? Aku menjadi lelah dan tak dapat berpikir serius.. Aku begitu terpukau dengan masa lalu yang terlalu hebat dalam sejarah hidupku dan sampai hari ini belum ada yang mengalahkannya… Huhhh…..Aku kalah, ternyata aku memang tak dapat terpisah dari masa lalu… Ia, aku masih disini… Aku merasa terlalu berat beban yang ku tanggung pada masa ini.. Kerna harus menemukan cinta yang lebih hebat darimu dan aku tak tau harus kemana dan dimana mencari cinta seperti itu…

         

    Malam ini begitu dingin tuk tetap terjaga dan menulis kesah nasib ini.. Lelah meniti waktu dengan sendiri, berkeluh resah dan meratapi nasib yang sangat membosankan.. Mengubati luka hati dengan sendiri adalah hal yang sulit, karena melupakan adalah tidak mungkin maka aku berusaha tuk menerima kepergian seorang yang begitu hebat mencintaiku, dan begitu hebat pula meninggalkanku.. Dan akhirnya inilah aku insan yang sering menyendiri dan mengagumi kesah yang sudah kau tinggalkan padaku..

            

    Inilah yang aku lalui, jasadku disini di masa ini tapi hatiku, jiwaku seakan tertinggal dimasa lalu.. Masa dimana aku selalu tersenyum, tertawa dan tidak merasakan kehampaan yang panjang seperti ini.. Dan tak ada satu pun yang ingin hidupnya hanya di isi oleh pertanyaan “kenapa aku masih mencintainya..? Mencintai hati yang tidak mencintaiku..?” Aargghhhhhhhhhhhhh..! entahlah, aku tak mampu mengatakannya. Aku memang seperti ini..

    Kini masa telah berlalu, aku mengetahuinya tapi entah kenapa jiwaku kembali lagi ke masa lalu dan tak mampu kembali lagi…walau sendirian aku harus tetap bertahan menahan tangis yang terasa sesak di dada… Mengumpulkan kembali kekuatan tuk tetap berada pada jalan-jalan sepi tak bertepi yang akan membawaku kembali pulang ke tempat dimana seharusnya aku berada dalam kedamaian dan dalam tenang. Aku hanya duduk diam dan termenung mengingat semua kenangan indah itu walau hanya untukku sendiri.. Ia sendiri, hati yang tak lagi pernah tersentuh.. Hati yang tenggelam di dasar samudera, hati seorang pengembara cinta…i’ve been move on but my soul left behind and no one can help me..

    “Menjadi setia pada satu hati yang tak pernah mencintaimu adalah menyakitkan dan aku menikmatinya..?”


    Dugaan Demi Dugaan..

    Aku Masih Di Sini..

    Menanti Jawapan..

    Jiwa Ku Sudah Kekeringan Dengan Penantian

    Kekadang Resah Ku...

    Membawa Kelamunan..

    Yang Aku Sendiri Kuatir

    Akan Bekukah Hati Ku Nanti...

    Bila Sapaan Mu Bermula Kembali..

    Setelah Harapan Tinggal Harapan...

     

    Dugaan Mu Pada Ku

    Dugaan Illahi Jua Pada Ku...

    Akan Ku Tabah Hati Ini...

    Untuk Merepuh Belantara Hidup...

    Gelap Dan Sepi

    Mataku Masih Buta Untuk Esok Hari...

    Tak Dapat Ku Buka Tirai Yang Tersedia...

    Kerna Tirai Itu Adalah Pandangan Mu...

    Yang Ku Rindu Saban Waktu...

     

    Kasih Seandai Adanya Penghujung Cerita Kita..

    Maka Bagai Sempurna Mimpi Ku ...

    Sayang Ku Kan Ku Tabur Lagi

    Benih Benih Kasih Untuk Semua...

    Kan Ku Siram Pengorbananku Untok Semua...

     

    Agar Senyuman Mereka Berbunga

    Doa Untuk Merestui Idaman Ku..

    Kau Yang Ku Amat Rindui...

    Masih Membisu...

    Sepatah Tiada...

    Namun Ku Kan Senantiasa Setia ...

    Hanya Pada Mu...

    Read more...

    11 Jan 2011

    0

    Cinta–Kenapa?

  • 11 Jan 2011
  • opiehahdi
  •  

    cinta-kenapakenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
    ketika kita menangis?
    ketika kita membayangkan?
    itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat

    ketika kita menemukan seseorang yang
    keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
    dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
    serupa yang dinamakan cinta.

    Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
    seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
    tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
    melainkan suatu awal kehidupan baru,
    kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
    mereka yang telah dan tengah mencari dan
    mereka yang telah mencoba.
    karena merekalah yang bisa menghargai betapa
    pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.

    Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
    menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
    adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
    kamu masih menunggunya dengan setia.

    Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
    kamu masih bisa tersenyum dan berkata
    "aku turut berbahagia untukmu"

    Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
    biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
    kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
    cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
    kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

    Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
    mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
    yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
    bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
    kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
    dan menyadari bahwa penyesalan tidak
    seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
    sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
    yang telah kau buat.

    Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata "aku lupa"
    menunggu selamanya ketika kamu berkata "tunggu sebentar"
    tetap tinggal ketika kamu berkata "tinggalkan aku sendiri"
    mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
    belum berkata "bolehkah saya masuk ?"
    mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
    melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
    melainkan bagaimana kamu memaafkan.

    Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
    melainkan bagaimana kamu mengerti.
    bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasa,
    bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
    bagaimana kamu bertahan.

    Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
    berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
    itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
    menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia
    apabila kita melepaskannya.

    kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
    orang yang tak pernah menyatakan cinta
    kepadamu, karena takut kau berpaling dan
    memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
    menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau sadari
    Read more...
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    Berita Terkini

    Subscribe


    Web Informer Button