16 Jun 2011

1

Kenangan Yang Lalu

  • 16 Jun 2011
  • opiehahdi
  • Share
  • Aku sendiri dalam lamunan dengan dihiasi cahaya bintang yang bertaburan di angkasa. Malam ini tak ada seorang pun kawan yang menemaniku. Aku rasakan hampa malam minggu ini. Biasanya malam minggu selalu ada kawan yang menemani. Dia adalah Ahdi selama setahun lebih terakhir ini selalu datang untuk menghilangkan rasa sepi. Tak terasa dari sudut mataku keluar cairan bening, saat ingatanku melayang pada minggu lepas. Pertengkaran itu tak dapat dihindari. Kata-kata yang seharusnya tak kuucapkan padanya tanpa sengaja terkeluar dari mulut. Sebuah perkataan yang tak di inginkan oleh setiap insan itu adalah “CLASH”. Kata yang menghancurkan semua kenanganku dengannya. Aku tidak tahu mengapa harus terlontar perkata itu, saat itu aku benar-benar marah kepadanya padahal alasan yang aku ucapkan untuk mengakhiri hubungan itu tidak jelas sama sekali.

    “Ahdi, Aku nak gtau ni!” kataku malam itu

    “Kamu nak gtau pa ye?” jawab Ahdi

    “Aku tak suka dengan cara Kamu yang begitu, kamu pikir Aku apa?” tanyaku dengan nada marah waktu itu

    “Maksud Kamu apa? Aku tidak faham.”Ahdi balik bertanya

    “Kenapa Kamu menyakiti Aku? Kenapa Kamu harus dengan wanita lain di belakangku?”

    “Apa maksud Kamu ni? Aku tidak pernah mengkhianatimu, Aku sayang sangat dengan Kamu.” jawab Ahdi

    “Ahdi, berapa kali Aku nak tanya dengan Kamu ye?. Aku paling tak suka dengan orang yang suka berbohong. Aku Cuma nak Kamu jujur dengan apa yang telah Kamu lakukan.

    Saat aku bertanya hal itu. Ahdi seakan-akan tak mampu untuk bicara. Apatah lagi saat aku putuskn bahwa keputusan yang ku ambil adalah mengakhiri semua hubungan dengannya. Saat itu ku beranikan untuk menatapnya. Kulihat cairan bening di sudut matanya, tapi dia berusaha untuk menyembunyikannya. Namun Ahdi tak dapat menyembunyikan kesedihannya, walaupun ia sudah berusaha. Wajahnya tidak dapat membohongi kalau sebenarnya ia merasakan kesedihan yang sangat dalam.

    “Eira, bererti hubungan yang telah kita bina selama ini tidak ada ertinya bagimu?”tanya Ahdi saat keheningan mulai menghinggapi suasana.

    “ Kamu bersalah Ahdi! Kamu telah menyakiti aku, kamu mengkhianati aku. Jadi lebih baik kita akhiri semuanya, kerna aku tidak ingin ada lagi pengkhianatan di antara kita.”jawabku

    “Eira, padahal kamu tahu bahwa aku tidak pernah menyakiti. Aku tahu bahwa engkau sudah tidak menyintaiku, sehingga kamu ingin melupakanku dan mencari penggantiku.” kata Ahdi dengan pelan

    “Keputusan sudah aku ambil, jadi tidak ada yang bisa menggangu gugat. Lebih baik kamu pulang sekarang juga, aku sudah tidak mau melihat wajahmu lagi.” kataku dengan nada marah dan langsung saja aku masuk ke rumah.

    Saat aku sampai di kamar, aku tumpahkan semua kesedihanku. Aku sedih mengapa hal ini harus terjadi, padahal semua orang kata bahwa Ahdi adalah seorang yang baik. Seharusnya aku bangga mempunyai kekasih seperti Ahdi, kerna ia selalu ada setiap aku memerlukannya. Ahdi adalah insan yang istimewa, kerna ia selalu saja meredakan setiap marah dan menyedarkan aku tentang semua hal. Saat aku sedang menumpahkan semua kesedihanku, tiba-tiba terdengar suara Mama mengejutkan lamunanku.

    “ Eira, ada ,telepon dari kawanmu!!!!”teriak mama

    “Iya Ma sebentar!!!”jawabku sambil menyeka air mataku dan langsung mengangkat gagang telepon yang ada di kamarku

    “ Hello!!!”terdengar suara dari seberang

    Untuk menjawab telepon itu aku mulai ragu, kerna aku mengenal betul suara itu. Suara itu tak lain adalah suara Ahdi, akhirnya aku putuskan untuk menjawab telepon itu walaupun aku harus berbicara sewajarnya.

    “Hello, ini sapa ya?” tanyaku seakan-akan lupa akan suara yang selalu ku dengar dan membuatku bahagia.

    “ Kamu sudah lupa sama aku?”

    “Aku lupa, siapa ya?

    “Aku Ahdi. Aku tidak tahu, kenapa kamu tidak mau dengar penjelasanku lagi. Apa yang membuatmu berkata begitu? sehingga kamu benar-benar benci aku?”

    “ Sudahlah Ahdi, lupakanlah semua termasuk aku. Tak ada gunanya kita pertahankan semua kalau tidak ada kesetiaan di antara kita.

    ”Kamu menangis Eira?” tanya Ahdi

    Aku sangat terkejut saat Ahdi berkata hal itu, padahal aku sudah berusaha menyembunyikan kesedihan agar Ahdi tak pernah tahu.

    “Tidak?”jawabku

    “Jangan bohong dengan aku Eira! Aku tahu kamu sebenarnya masih sayang dan aku pun tahu kalau kamu sebenarnya percaya dengan aku yang aku tidak pernah mencintai orang lain” kata Ahdi

    “Krak.”

    Akupun langsung menutup gagang telepon itu, kerna aku tak ingin membuat hal ini menjadi keruh. Akhirnya tangisan Aku pun meratapi semua yang terjadi.

    “Maafkan aku Ahdi! Aku telah menyakitimu, aku sebenarnya masih sangat menyayangimu. Aku tidak ingin berpisah denganmu tapi apa boleh di kata aku ingin memlihat sahabatku bahagia. Disatu pihak aku sangat menyayangimu, tapi dipihak lain aku harus meninggalkanmu demi sahabat baikku. Sahabatku dan sekaligus bekas kekasihmu yang sedang sakit dan ia ingin agar aku melepaskan dan membiarkanmu kembali padanya, kerna ia masih sayangkan kamu. Aku juga merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan, kerna aku juga sayang sangat denganmu. Aku telah mengatakan hal yang sebenarnya tidak pernah kamu lakukan, itu aku lakukan agar kamu dapat melupakan dan meninggalkanku”.

    Saat jam dinding telah menunjukan pukul 12 malam aku baru saja tersadar dari lamunanku yang panjang. Kenangan bersama Ahdi seakan-akan melekat dalam hatiku, tapi aku tahu kini Ahdi telah kembali pada Sakina. Akupun berusaha memejamkan mataku untuk mengejar mimpiku yang telah hilang dan tinggal kenangan.

    Keesokan harinya ku temukan sebuah surat di ruang tamu yang tertulis buat aku. Saat aku membuka surat itu,dan membaca isinya:

    Aku telah mengembara ke hujung dunia, mencari cinta Aku.. Tapi pertama kali bertemu Kamu, hati Aku terus terpaut.. Demi Tuhan, Aku tak tahu kenapa.. Tapi itulah kebenarannya..

    Aku telah menolak Kamu.. Tapi Kamu mencabar Aku dengan kejujuran Kamu.. Kamu tahu yang Kamu tidak bertepuk sebelah tangan.. Dan Kamu berjanji, Aku bukan salah seekor dari kupu-kupu perhiasan di dinding kamar Kamu..

    Hanya dengan sebuah renungan, Aku jatuh tersungkur ke penjuru mata Kamu.. Semakin mengenali Kamu, Aku tak dapat lagi membohongi perasaan Aku, bahawa Aku menyayangi Kamu.. Bersama masa, perasaan sayang ini menjadi dewasa.. Dewasa menjadi cinta..

    Dan saat Aku mencintai Kamu, Aku jatuh ke dasar perasaan yang paling dalam.. Lemas dan hampir tenggelam, dalam lautan kasih sayang, seribu impian.. Dan Aku mula terfikir.. Aku mengembara ke hujung dunia, mencari Kamu.. Rupanya Kamu ada di sisi Aku selama ini.. Dan baru Aku sedari, tika dan saat itu..

    Bagai merpati putih, cinta Aku berkelana, mencari singgahsana di hati Kamu, untuk bertakhta.. Dan telah nyata, Aku tak temui, noktah cinta itu..

    Tapi akhirnya, bila Kamu telah memiliki cinta Aku, Kamu mencampakkannya jauh ke dasar laut yang tak mampu Aku selam.. Di sana, Aku tak mampu melihat cahaya.. Kamu beri Aku harapan yang sangat besar.. Dan akhirnya, Kamu juga yang menyalakan api dan membakar Aku dalam diam..

    Aku sedih sangat, bila Kamu kata Kamu tak tau apa yang sebenarnya Kamu cari.. Tapi jauh di sudut hati, Aku merasakan, bahawa Kamu masih belum cukup dewasa untuk memahami apa itu cinta.. Dan mungkin takkan pernah dewasa.. Atau mungkin juga, Kamu belum pernah benar-benar jatuh cinta pada seseorang..

    Jadi, selama ini, siapa Aku sebenarnya di hati Kamu? Adakah selama ini, Kamu sebenarnya tak pernah mencintai Aku? Siapa yang memujuk Aku untuk membuka pintu hati? Siapa yang mengajar Aku, bahawa cinta itu perlukan pengorbanan? Siapa yang memberitahu Aku, agar sentiasa jujur pada perasaan sendiri?

    Sebelum Aku menghilang dari dunia Kamu, Aku ingin menyatakan sesuatu, yang tak pernah Kamu tahu. Kalaulah Kamu bertanya pada Aku, sedalam mana Aku cintakan Kamu, inilah jawapan Aku..

    ‘Kalau suatu hari, Kamu kehilangan sepasang mata, Aku akan memberi sepasang mata Aku, agar Kamu dapat melihat semula. Meski pun untuk itu, Aku harus buta buat selama-lamanya..’

    ‘Kalau suatu hari, Kamu kehilangan suara, Aku akan memberi suara Aku, agar Kamu dapat bersuara semula. Meski pun untuk itu, Aku harus bisu buat selama-lamanya..’

    ‘Dan kalau suatu hari, Kamu kehilangan hati, Aku akan memberi hati Aku, agar Kamu dapat hidup untuk selama-lamanya. Meski pun untuk itu, Aku tiada lagi di dunia ini..’

    Kenali lah musim hujan yang basah dan kemarau yang meranggaskan daun-daun kering di sepanjang hari dalam dua belas purnama kerana cintaku bersemi di dua musim..

    Kenali lah gelisah angin di antara buluh-buluh bamboo yang meliuk ke kanan dan meliuk ke kiri yang menggemerisik di antara sunyi kerana ada bisikan tentang gelisahku..

    Ketika senja turun di bukit-bukit tak berpenghuni ada rona yang dilukiskan pada latar langitnya merah membara dan kadang-kadang lembayung kenalilah warnanya yang disapukan dari rinduku..

    Malam-malamku adalah catatan tentang cinta dinginnya menghangatkan dan memberi aroma rasa aku jejaki purnama yang tenggelam di antara awan dan aku ingin terbenam bersama cinta yang kau bawa..

    Ketahuilah bahawa Aku mencintai Kamu.. Terlalu cintakan Kamu.. Dan kerana Aku mencintai Kamulah, Aku melangkah pergi, demi kebahagiaan Kamu..

    Aku berdoa, supaya suatu hari nanti, Kamu akan temui apa yang Kamu cari.. Supaya suatu hari nanti, Kamu akan memahami, apa erti cinta yang sebenar.. Supaya suatu hari nanti, Kamu akan dapat mengetahui, bagaimana rasanya, terlalu mencintai seseorang..

    Dan semoga Kamu tak akan pernah terlewat untuk menghargainya..

    Aku percaya pada Tuhan yang mempertemukan kita.. Aku tahu, ada hikmah di sebalik semua ini.. Dan Aku tak akan menyoal.. Aku juga tak pernah kesal.. Sekurang-kurangnya, sepanjang mengenali Kamu, Aku telah bersikap ikhlas dan jujur dengan perasaan Aku..

    Aku juga percaya, andai benar kita punya jodoh, Kamu akan kembali semula pada Aku.. Itu bukanlah harapan Aku.. Tapi Aku ingin belajar untuk pasrah pada ketentuan.. Dan kalau pun Kamu takkan pernah kembali pada Aku, Aku percaya, mungkin itu yang terbaik..

    Di mana pun Kamu berada, Kamu tetap bertakhta di hati Aku.. Dan di mana pun Aku berada, Aku akan tetap mencintai Kamu..

    Maut sekali pun, tidak akan pernah mampu membunuh rasa cinta Aku pada Kamu.. Semuanya untuk Kamu.. Tapi sayang, Kamu tak pernah tahu..

    Seseorang pernah berkata :

    ‘If you really love someone, then let that person go. If that person is meant for you, that person will come back to you eventually. But if that person does not, then that person was never meant for you, in the first place..’

    Setelah ku baca surat itu, tak terasa air mata menetes dari sudut mataku. Teringat lagi akan kenangan-kenangan dengan Ahdi, kenangan yang akan selalu ku ingat. Kadang aku merasakan bahagia saat aku sedang berada di tengah-tengah teman-temanku, namun kesedihan akan kembali menyusup ke dalam hatiku saat teringat akan semua yang pernah terjadi antara aku dengan Ahdi.

    Kamu..
    Kamu mungkin jenis lelaki yang boleh mencintai ramai perempuan berkali-kali.. Tapi Aku pula seorang perempuan yang percaya, bahawa dalam hidup Aku, Aku hanya akan ada 1 lelaki, 1 cinta dan 1 perkahwinan.. Kita hidup sekali, mati sekali, dan mencintai sekali..

    Melangkah pergi meninggalkan Kamu, telah mengambil seluruh kekuatan yang Aku ada.. Jangan anggap bahawa Aku tinggalkan Kamu kerana Aku bencikan Kamu.. Jangan pernah menganggap..

    Bagaimana harus Aku bencikan Kamu, sedangkan setiap hari, Aku merindui Kamu, biar pun pada ketika Kamu berada di sisi Aku.. Setiap saat, Aku mengingati Kamu.. Seumur hidup ini, Aku mencintai Kamu..

    Kamu..

    Inilah aku apa adanyaa..

    yang ingin membuatmu bahagia..

    maafkan bila ku tak sempurna..

    sesempurna cintaku padamu..

     

    Ini juga ku apa adanya..

    yang ingin selalu disampingmu..

    ku tau semua tiada yang sempurna..

     

    Jalan kita masih panjang..

    ku ingin kau selalu disini..

    Biar cinta kita tumbuh harum mewangi..

    dan dunia menjadi saksinya..

    untuk apa kita membuang buang waktu..

    dengan kata kata perpisahan..

     

    Demi cinta kita aku akan menjaga,,

    cinta kita yang telah kita bina..

    walau hari terus berganti hari lagi..

    cinta kita abadi selamanyaa..

    1 Responses to “Kenangan Yang Lalu”

    Tanpa Nama berkata...
    16 Jun 2011 pada 10:34 PTG

    nice...


    Catat Ulasan

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    Berita Terkini

    Subscribe


    Web Informer Button