4 Nov 2008

0

renung2 kan..slamat beramal...

  • 4 Nov 2008
  • opiehahdi
  • Share
  • Air mata Rasulullah SAW

    Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang
    berseru mengucapkan salam.

    "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah
    tidak mengizinkannya masuk,

    "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata
    Fatimah yang membalikkan badan dan menutup
    pintu.

    Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang
    ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada
    Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

    "Tak tahulah ayahku,orang sepertinya baru sekali
    ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

    Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
    pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah
    bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak
    dikenang.

    "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan
    kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan
    pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata
    Rasulullah,

    Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
    Malaikat maut datang menghampiri, tapi
    Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut
    sama menyertainya.

    Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya
    sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh
    kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

    "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan
    Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat
    lemah.

    "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat
    telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar
    menanti kedatanganmu," kata Jibril.

    Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah
    lega, matanya masih penuh kecemasan.

    "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?"
    Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana
    nasib umatku kelak?"

    "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah
    mendengar Allah berfirman
    kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja,
    kecuali umat Muhammad telah berada di
    dalamnya," kata Jibril.

    Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail
    melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
    Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah
    peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa
    sakit sakaratul maut ini."

    Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam,
    Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam
    dan Jibril memalingkan muka.

    "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan
    wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat
    pengantar wahyu itu.

    "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah
    direnggut ajal," kata Jibril.

    Sebentar kemudian terdengar Rasulullah
    mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan
    lagi. "Ya Allah, dahsyatnya maut ini, timpakan
    saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada
    umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
    dadanya sudah tidak bergerak lagi.

    Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan
    sesuatu, Ali segera mendekatkan
    telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa
    malakat

    aimanuku - peliharalah shalat dan peliharalah
    orang-orang lemah di antaramu."

    Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
    sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan
    tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
    telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai
    kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" -
    "Umatku, umatku, umatku"

    Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang
    memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita
    mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala
    Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa
    cintanya Rasulullah kepada kita.

    0 Responses to “renung2 kan..slamat beramal...”

    Catat Ulasan

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    Berita Terkini

    Subscribe


    Web Informer Button