12 Sep 2008

0

IBLIS BENTANG SEJADAH

  • 12 Sep 2008
  • opiehahdi
  • Share
  • IBLIS BENTANG SEJADAH

    Siang menjelang zuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid.
    Kebetulan hari itu hari Jumaat, saat berkumpulnya
    orang. Iblis sudah ada di dalam Masjid. Ia nampak
    begitu khusyuk.

    Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi
    ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, melalui
    jendela, pintu, ventilation atau masuk melalui lubang
    pembuangan air. Pada setiap orang, Iblis juga masuk
    melalui telinga, ke dalam saraf mata, ke dalam urat
    nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para
    jemaah yang hadir. Iblis juga melekat di setiap
    sejadah.
    "Hai, Blis!", Kiyai berseru, ketika baru masuk ke
    Masjid itu.

    Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu,
    Kiyai. Tidak perlu kau melarang saya. Ini hak saya
    untuk mengganggu setiap orang dalam Masjid ini!",
    jawab Iblis marah.

    "Ini rumah Tuhan, Iblis! Tempat yang suci, kalau kau
    mahu mengganggu, kau lakukan diluar nanti!", Kiyai
    coba mengusir.

    "Kiyai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru".

    Kiyai termangu.

    "Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat
    kaummu"

    "Dengan apa?" tanya Kiyai.

    "Dengan sejadah!" jawab Iblis

    "Apa yang dapat kau lakukan dengan sejadah, Blis?"

    "Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham
    industri sejadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi
    untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh
    untuk bekerja dengan upah yang sedikit, demi
    keuntungan besar!"

    "Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai.
    Tidak ada yang baru, Blis?"

    "Bukan itu saja Kiyai*" tukas Iblis.

    "Lalu?" Jawab Kiyai.

    Iblis menjawab, "Saya juga akan masuk pada setiap
    designer sejadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar
    para designer itu membuat sejadah yang lebar-lebar"

    "Untuk apa?" tukas Kiai.

    "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa
    egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiyai! Selain
    itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan
    sholat. Dengan sejadah yang lebar maka barisan shaf
    akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di
    situ Saya dapat ikut membentangkan sejadah". jawab
    Iblis dengan yakin.

    Dialog Iblis dan Kiyai terputus seketika.

    Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sejadah.
    Keduanya berdampingan. Salah seorang memiliki sejadah
    yang lebar. Sementara yang seorang lagi, sejadahnya
    lebih kecil.

    Orang yang punya sejadah lebar tanpa melihat kiri
    kanan terus sahaja membentangkan sejadahnya.
    Sementara, orang yang mempunyai sejadah lebih kecil,
    tidak sedap hati jika harus mendesak jemaah lain yang
    sudah terlebih dahulu datang.

    Tanpa berfikir panjang, pemilik sejadah kecil
    membentangkan saja sejadahnya, sehingga sebahagian
    sejadah yang lebar tertutup sepertiganya. Kemudian
    keduanya melakukan sholat sunnah.

    "Nah, lihat itu Kiyai!", Iblis memulai dialog lagi.

    "Yang mana?" Kiyai menjawab.

    "Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka
    mempunyai sejadah yang berbeza ukuran. Lihat sekarang,
    aku akan masuk diantara mereka". Seru Iblis yang
    kemudian lenyap.

    Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiyai hanya
    memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat
    sunnah. Kiyai akan melihat kebenaran rencana yang
    dikatakan Iblis sebelumnya.

    Pemilik sejadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi,
    sambil bangun dari sujud, dia membuka sejadahya yang
    tertindih, lalu meletakkan sejadahnya di atas sejadah
    yang kecil.

    Hingga sejadah yang kecil kembali berada di bawahnya.

    Dia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sejadah yang
    lebih kecil, melakukan perkara yang serupa.

    Dia juga membuka sejadahnya, kerana sejadahnya
    ditindih oleh sejadah yang lebar.

    Keadaan ini berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada
    ketika sholat wajib juga, kejadian-kejadian seperti
    ini beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang
    lebih memilih menjadi di atas, daripada menerima di
    bawah. Di atas sejadah, orang sudah berebut kekuasaan
    atas lainnya.

    Siapa yang memiliki sejadah lebar, maka, ia akan
    meletakkan sejadahnya diatas sajadah yang kecil.

    Sejadah sudah dijadikan Iblis sebagai perbedaan kelas.
    Pemilik sejadah lebar, diinde! ntitikan sebagai para
    pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas
    dari pada yang lain.

    Dan pemilik sejadah kecil, adalah kelas bawahan yang
    setiap saat akan selalu menjadi subordinate dari orang
    yang berkuasa. Di atas sejadah, Iblis telah mengajari
    orang supaya selalu menguasai orang lain.

    "Astaghfirullahal adziiiim", ujar sang Kiyai perlahan.

    Wallahu'alam Bisshawab

    0 Responses to “IBLIS BENTANG SEJADAH”

    Catat Ulasan

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    Berita Terkini

    Subscribe


    Web Informer Button